PEMULIHAN
DAN PENGEMBANGAN KUALITAS BAHASA SEBAGAI TONGGAK INOVASI PENDIDIKAN BANGSA
INDONESIA
Oleh: Rizki Nurul Fatimah
Pendidikan
merupakan suatu proses membimbing manusia dari kegelapan, kebodohan, dan
pencerahan pengetahuan. Dalam arti luas, pendidikan baik formal maupun yang
informal meliputi segala hal yang memperluas pengetahuan manusia tentang
dirinya sendiri dan tentang dunia tempat mereka hidup. Pendidikan merupakan hal yang sangat
penting bagi sepanjang hayat hidup
manusia karena melalui pendidikan dapat dihasilkan manusia yang handal dan
bermartabat serta turut menentukan nasib dan masa depan suatu bangsa.
Perkembangan pendidikan di
Indonesia telah mengalami pasang surut. Berbagai inovasi pendidikan telah
dibuat, dirancang, dan diaplikasikan. Akan tetapi, hasil yang ingin dicapai
tidak sesuai dengan tujuan yang telah dibuat. Menciptakan inovasi pendidikan di
Indonesia bukan hal yang mudah karena harus melihat berbagai aspek yang ikut
serta dalam mempengaruhinya. Hal tersebut diantaranya:
A. Faktor penguat/pendukung:
Guru, Siswa, Fasilitas, Program/Tujuan, Kurikulum, dan Lingkup Masyarakat.
1. Guru adalah orang yang
sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran siswa di sekolah. Peran guru yaitu
sebagai subyek penting yang mampu mengarahkan siswanya untuk mampu menguasai
keterampilan baik afektif, kognitif maupun psikomotorik. Guru harus mempunyai
pengetahuan luas dan kewibaan .
2. Siswa adalah objek utama
dalam proses belajar mengajar. Dalam prosesnya, siswa dituntut untuk mampu menguasai
pengetahuan yang telah diberikan oleh guru. Dengan adanya pengetahuan yang
telah diberikan, siswa diharapkan mampu mengembangkan pengetahuan tersebut,
serta mengolahnya menjadi suatu pembaharuan atau ide-ide baru dalam memajukan
pendidikan di Indonesia.
3. Fasilitas merupakan suatu
kunci dalam kesuksesan pendidikan. Tanpa adanya fasilitas yang mendukung dan
memadai, segala kegiatan belajar mengajar akan mengalami kendala. Fasilitas
yang baik sangat mempengaruhi kemajuan pendidikan, baik itu segi sarana dan
prasarana. Akan tetapi, keadaan yang terjadi saat ini, masih banyak instansi
pendidikan yang belum mendapatkan fasilitas yang layak.
4. Program / tujuan yang ingin
dicapai harus jelas, apa program yang akan dibuat dan tujuan akhirnya
bagaimana. Semua hal tersebut harus mempunyai kejelasan dalam pendidikan,
disesuaikan dengan kurikulum, dan perkembangan pendidikan baik nasional maupun
internasional, agar tidak tertinggal dengan negara lain.
5. Kurikulum sekolah dapat
dipandang sebagai bagian dari kehidupan. Kurikulum berpengaruh sekali terhadap
kemajuan pendidikan. Apabila membuat suatu inovasi dalam pendidikan, kurikulum
harus dipandang pertama, karena ketika membuat inovasi baru dan tidak melihat
kurikulum yang telah diterapkan maka akan terjadi ketidakselarasan pendidikan
untuk kedepannya.
6. Lingkup masyarakat: dalam
menerapkan inovasi pendidikan, ada hal yang tidak secara langsung terlihat
dalam perubahan tersebut, namun ikut berdampak bagi inovasi pendidikan. Masyakarat
bisa dikatakan sebagai faktor pendukung maupun tidak mendukung dalam inovasi
pendidikan, karena masyarakat turut andil sebagai inovator kemajuan pendidikan.
Agar inovasi yang akan dibentuk berjalan dengan baik, langkah pendekatan kepada
masyarakat sangat dibutuhkan.
B. Masalahan saat ini yang
mendorong untuk menciptakan inovasi: Bertambahnya jumlah penduduk,
berkembangnya IPTEK, sumber yang terbatas dan belum dimanfaatkan secara efektif
dan efisien, sistem pendidikan yang masih lemah, pengelolaan pendidikan yang
belum mantap, serta belum peka terhadap perubahan dan tuntunan keadaan, baik
masa kini maupun masa akan datang.
Berdasarkan aspek-aspek
tersebut, dapat disimpulkan bahwa bangsa Indonesia membutuhkan sebuah
reorientasi paradigma terhadap inovasi pendidikan. Indonesia membutuhkan inovasi
pendidikan yang fresh, kreatif,
update, dan mampu diterima oleh masyarakat di Indonesia, bukan hanya
berorientasi pada standarisasi, formalisasi yang tinggi, dan birokrasi yang
ketat dan kaku. Pada dasarnya, bangsa Indonesia adalah bangsa yang mempunyai
kebebasan dalam memilih pendidikan yang mereka suka, dan disinilah langkah kita
sebagai penerus bangsa yang penduli akan pendidikan, membuat sebuah inovasi
pendidikan dengan pendekatan yang ramah kepada masyarakat di Indonesia.
Salah satu langkah awal
untuk memulai suatu inovasi pendidikan agar mampu berkolaborasi dengan kawasan
regional maupun global yaitu melalui bahasa. Bahasa adalah sistem tanda bunyi
yang dipelajari untuk dipergunakan oleh para anggota kelompok masyarakat
tertentu dalam bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri. Bahasa
yang baik berkembang berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat aturan yang
dipatuhi oleh pemakainya. Secara umum fungsi bahasa sendiri yaitu:
1.
Untuk tujuan praktis: mengadakan hubungan dalam pergaulan
sehari-hari.
2.
Untuk tujuan artistik: manusia mengolah dan menggunakan
bahasa dengan seindah-indahnya guna pemuasan rasa estetis manusia.
3.
Sebagai kunci mempelajari pengetahuan-pengetahuan lain, di
luar pengetahuan kebahasaan.
4.
Untuk mempelajari naskah-naskah tua guna menyelidiki latar
belakang sejarah manusia.
Bahasa tidak hanya dianggap
sebagai bunyi saja, tetapi bahasa adalah kunci dalam segala interaksi manusia
didunia, baik itu bahasa verbal maupun non verbal. Tanpa bahasa segala proses
kehidupan tidak akan berjalan lancar dan mulus, karena tidak terjadi interaksi
yang sejalan dengan naluri manusia yaitu sebagai makhluk sosial.
Untuk memulai perbaikan
inovasi pendidikan, bahasa adalah tahap awal pemulihannya. Untuk dapat
berinteraksi dengan dunia luar, generasi penerus dituntut untuk dapat menguasai
bahasa. Bahasa yang harus dikuasai terlebih dulu adalah bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia adalah
bahasa melayu yang dijadikan sebagai bahasa resmi Republik Indonesia. Bahasa
Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia,
tepatnya sehari sesudahnya, bersama dengan mulai berlakunya konstitusi. Dari
sudut pandang linguistic, bahasa
Indonesia adalah salah satu dari banyak ragam bahasa melayu.
Permasalahan saat ini yang juga
harus diperbaiki yaitu penyempurnaan ejaan bahasa terlebih dahulu, tidak jarang
kita temui dalam kegiatan formal seperti seminar, presentasi di kelas atau
acara formal lainnnya menggunakan bahasa yang tidak seharusnya digunakan dalam
acara formal. Pencampuradukan bahasa sehari-hari dilingkungan informal
terkadang masuk ke lingkungan formal. Hal inilah yang terlebih dahulu
diperbaiki.
Setelah pengejaan bahasa
yang baik dan benar, penguasaan bahasa asing juga harus ditingkatkan sejak
dini. Ketika kita akan berinteraksi dengan dunia global, hal yang harus kita
kuasai yaitu bahasa mereka. Karena bahasa setiap negara merupakan benang merah
yang menghubungkan kita untuk interaksi ke tahap selanjutnya. Dengan adanya
pemulihan bahasa dan pengembangan bahasa diharapkan, generasi penerus bangsa
Indonesia dapat menjadi batu loncatan untuk berkembang di dunia luar. Baik
dalam bidang akademik, seni, olahraga, maupun keterampilan lainnya. Dan
harapannya dapat mengharumkan serta mencetak generasi bangsa yang berbakat dan
bermanfaat bagi Indonesia.
Sumber Referensi:
Tim
Pengembangan Ilmu Pendidikan FIP UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan:
Bagian 3 Pendidikan Disiplin Ilmu. Jakarta: Grasindo.
Yuwono,
Untung. 2005. Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.