Monday, 27 June 2011

BAB I PENDAHULUAN KTI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang berkembang. Hal ini terbukti dengan meningkatnya kualitas kesehatan baik di daerah maupun di perkotaan. Kesehatan merupakan bagian yang sangat langkah dan terkadang susah untuk menjaganya. Namun banyak juga menganggap bahwa kesehatan adalah hal yang tidak perlu di khawatirkan.
Saat ini tingkat kesehatan selalu menjadi prioritas dalam kehidupan karena kesehatan menjadi hal utama untuk kelancaran dalam melakukan aktivitas. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Pendidikan kesehatan adalah proses membantu sesorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang memengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain. Pendidikan kesehatan juga bermanfaat untuk memberikan informasi kepada pelajar agar mengetahui bagian-bagian dari aspek kesehatan maupun berbagai penyakit.
Kesehatan memang hal yang paling utama namun ada juga yang telah mengalami kelainan kesehatan dari lahir ataupun pada usia ramaja. Hal ini biasanya dipengaruhi oleh faktor genetik atau kurangnya perhatian terhadap kesehatan.
Salah satu penyakit yang telah ada sejak lahir yaitu penyakit sindrom. Penyakit sindrom memiliki bermacam-macam jenis. Jenis yang paling popular yaitu penyakit sindrom kleptomania. Namun penyakit ini tidak sepenuhnya populer. Untuk itu penulis akan meneliti keterpahaman siswa SMA Plus Negeri 17 Palembang terhadap penyakit kleptomania.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas di tetapkan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Seberapa besar tingkat pengetahuan siswa SMA Plus Negeri 17 terhadap penyakit kleptomania?
2. Bagaimanakah persepsi siswa SMA Plus Negeri 17 dalam mengatasi penyakit kleptomania itu sendiri?
3. Apakah dampak yang ditimbulkan dari penyakit sindrom kleptomania terhadap lingkungan?

1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan penulisan yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan Seberapa besar tingkat pengetahuan siswa SMA Plus Negeri 17 terhadap penyakit kleptomania.
2. Untuk mendeskripsikan persepsi siswa SMA Plus Negeri 17 dalam mengatasi penyakit kleptomania.
3. Untuk mendeskripsikan dampak yang ditimbulkan dari penyakit kleptomania.

1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian ini, diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca maupun pelajar di SMA Plus Negeri 17 palembang. Bagi penulis yaitu dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai penyakit sindrom yaitu kleptomania.
Bagi siswa, penelitian ini dapat Memberikan informasi mengenai keberadaan penyakit sindrom kleptomania baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kleptomania

Kleptomania berasal dari bahasa Yunani yaitu kleptein yang berarti mencuri dan mania bermakna sebuah kegemaran yang berlebihan. Benda-benda yang dicuri oleh penderita kleptomania umumnya adalah barang-barang yang tidak berharga, seperti mencuri gula, permen, sisir, atau barang-barang lainnya (Wikipedia, 2011). Sang penderita biasanya merasakan rasa tegang subjektif sebelum mencuri dan merasakan kelegaan atau kenikmatan setelah mereka melakukan tindakan mencuri tersebut. Tindakan ini harus dibedakan dari tindakan mencuri biasa yang biasanya didorong oleh motivasi keuntungan dan telah direncanakan sebelumnya.

Kleptomania masuk dalam kategori gangguan penguasaan diri, di mana tatkala hasrat mencuri muncul, maka tidak ada kesanggupan pada penderitanya untuk mencegahnya. Penderita kleptomania tidak merencanakan pencurian, ia bertindak atas dorongan sesaat saja. Pencurian pada kleptomania dilakukan bukan karena kegunaan atau nilai yang terkandung pada benda curian. Biasanya barang curian itu diberikan kepada orang lain atau dibuang dan hanya dalam kasus tertentu, barang itu disimpan.

Penyakit ini umum muncul pada masa puber dan ada sampai dewasa. Pada beberapa kasus, kleptomania diderita seumur hidup. Penderita juga mungkin memiliki kelainan jiwa lainnya, seperti kelainan emosi, Bulimia Nervosa, paranoid, schizoid atau borderline personality disorder. Kleptomania dapat muncul setelah terjadi cedera otak traumatik dan keracunan karbon monoksida.

2.2 Ciri-Ciri Pengidap Penyakit Kleptomania

Ada beberapa hal yang bisa kita ketahui mengenai pengidap kleptomania seperti:

1. Mereka punya perasaan yang sangat ingin memiliki barang tanpa diketahui harga barang itu, karena tidak peduli dengan harga maka kadang mereka melakukannya bukan karena tidak bisa membeli tetapi karena tertarik (exicited) saja.

2. Bila melihat sesuatu barang yang ingin dimilikinya atau sedang diincarnya kelihatan akan berkeringat dan tidak bisa konsentrasi bila diajak bicara, matanya jelalatan mengawasi barang yang diincarnya.

3. Mereka akan merasa lega dan bahagia bila operasinya berhasil, dan timbul perasaan untuk mengulangnya kembali (ketagihan)

4. Bagi mereka mencuri adalah bukan karena dendam atau cemburu atau marah

terhadap yang punya barang dan juga bukan khayalan atau halusinasi tetapi karena refleksi otak yang tidak terkendali

5. Mencuri untuk pengidap kleptomania adalah tidak lain hanya karena gangguan perilaku, manische episode atau gangguan kejiwaan antisosial.

6. Mencuri untuk mereka adalah seperti halnya mereka sedang jatuh cinta, keinginan untuk memiliki dan mendekatinya semakin menggebu bila melihatnya sehingga segala cara terus dipikirkan (Nungky, 2009)

Berdasarkan uraian di atas kita dapat mengetahui ciri-ciri orang yang mengidap penyakit kleptomania. Sebenarnya pengidap penyakit kleptomania tidak memiliki keinginan untuk mencuri, pada dasarnya pengidap penyakit kleptomania ini merasa puas setelah mengambil barang milik orang lain. Sesaat sebelum melakukan pencurian, si individu merasakan ketegangan dan keresahan,

sesudah pencurian ia akan merasa lega dan puas. Pencurian pada kleptomania
bukan sebagai ungkapan kemarahan dan balas dendam kepada pihak tertentu.

2.3 Penyebab Kleptomania

Penyakit ini muncul akibat kelainan serotonin pada otak. Kleptomania bisa juga disebabkan oleh beberapa faktor selain genetik, tetapi kebanyakan yang terjadi adalah ketika masa muda mereka kurang perhatian dan banyak menghadapi masalah misalnya ADHD (Attention Deficit Hyperactief Disorder) atau sebaliknya ADD (Attention Deficit Disorder). Dengan cara itu mereka akan mendapatkan perhatian, sehingga terjadilah reaksi yang kadang membuat mereka ketagihan dan akan terus mengulanginya, dan mereka akan merasa bahagia dalam hatinya ketika mereka tertangkap basah karena merasa diperhatikan (Nur’aeni, 1997:113)

Setiap mereka melakukan tindakan mencuri mereka menyadari bahwa perbuatannya salah dan acap kali merasa tertekan dan sedih namun pengidap kleptomania sendiri tidak bisa menguasai dirinya tatkala hasrat itu muncul. Penyebab kleptomania sebenarnya belum diketahui secara pasti. Karena kleptomania sendiri ada yang disebabkan oleh pengaruh psikis ada juga yang disebabkan kelainan dari lahir atau terjadinya kelainan pada otak mereka.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di SMA Plus Negeri 17 Palembang, Sumatera Selatan. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret 2011.

1.2 Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan dari organisme yang berada di suatu tempat. Populasi dalam penelitian ini mencakup siswa kelas X dan XI SMA Plus Negeri 17 Palembang yang berjumlah 539 siswa.

Sampel adalah subjet suatu populasi yang diambil sebagian dari populasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 25% dari jumlah keseluruhan siswa kelas X dan XI yaitu 20 siswa kelas X dan 30 siswa kelas XI. Penarikan data yang digunakan secara stratifikasi random sampling (acak sederhana).

1.3 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis kuantitatif dan kualitatif. Adapun pengertian dari metode deskriptif analisis kuantitatif dan kualitatif adalah suatu cara penjaringan data yang kemudian diuraikan dan dianalisis, baik dengan menggunakan sistematika penghitungan maupun kualitas data.

3.3.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pemberian Kuesioner, yaitu dengan cara memberikan pertanyaan dalam bentuk angket kepada para siswa.

2. Teknik Dokumentasi, yaitu dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang berisi tentang penyakit kleptomania.

3.3.2 Teknik Analisis Data

Data-data yang diperoleh melalui kuesioner ditabulasikan, didiskusikan, kemudian dianalisis secara deskriptif dengan ditunjang oleh berbagai sumber-sumber pustaka, penelusuran situs internet, dan narasumber lain yang relevan. Selain itu, dari informasi yang diterima kemudian dilakukan pengumpulan data pendukung, analisis serta perunutan masalah untuk mendapatkan suatu pemecahan masalah yang akan dibahas.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Pengetahuan Siswa Terhadap Penyakit Kleptomania

Berdasarkan hasil kuesioner yang dibagikan, diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 1. Frekuensi Siswa yang Mengetahui Penyakit Kleptomania

Pertanyaan

Pilihan

Frekuensi

Persentase

Apakah Anda mengetahui penyakit kleptomania?

Tahu

45

90%

Tidak begitu kenal

5

10%

Tidak

0

0%

50

100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 90% siswa mengetahui penyakit kleptomania, 10% siswa memilih tidak begitu kenal penyakit kleptomania dan 0% siswa tidak mengetahui penyakit kleptomania.

Tabel 2. Sumber Pengetahuan Siswa Terhadap Penyakit Kleptomania

Pertanyaan

Pilihan

Frekuensi

Persentase

Darimanakah Anda mengetahui penyakit kleptomania?

Teman

25

50%

Keluarga

6

12%

Majalah dan internet

19

38%

50

100%

Tabel di atas menjelaskan bahwa 50% siswa mengetahui penyakit kleptomania dari teman, 38% siswa mengetahui dari majalah dan internet. Sedangkan 12% dari keluarga.

Tabel 3. Frekuensi Pengetahuan Siswa Secara Mendalam Mengenai Penyakit Kleptomania

Pertanyaan

Pilihan

Frekuensi

Persentase

Apakah Anda mengetahui secara mendalam mengenai penyakit kleptomania?

Iya

4

8%

Sedikit

34

68%

Tidak

12

24%

50

100%

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa 8% siswa mengetahui secara mendalam penyakit kleptomania, 68% siswa tidak begitu mengetahui atau sedikit mengetahui, dan 24% siswa tidak mengetahui.

Tabel 4. Pendapat Siswa Mengenai Jenis Penyakit Kleptomania

Pertanyaan

Pilihan

Frekuensi

Persentase

Berdasarkan pengetahuan Anda, jenis penyakit apakah kleptomania?

Kelainan akibat psikis(sindrom)

38

76%

Cacat mental (down sindrom)

6

12%

Tidak tahu

6

12%

50

100%

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa 76% siswa memilih kelainan akibat psikis, dan 12% siswa memilih cacat mental dan tidak tahu terhadap jenis penyakit kleptomania.

Jangan Suka Menilai Orang Lain

Kemarin dan Hari ini aku belajar, besok ambilah nilai kebaikan dari kemarin dan hari ini. Menilai orang :) Aku akan bercerita tentang...