MEROSOTNYA BUDAYA SIKAT GIGI DI KALANGAN MASYARAKAT
CERMIN KURANGNYA KESADARAN TERHADAP KESEHATAN GIGI DAN MULUT
Rizki
Nurul Fatimah
Ilmu Keperawatan Gigi FKG UGM
A. Pendahuluan
Kesehatan
adalah hal utama dan terpenting dalam kehidupan manusia. Sehat bukanlah hal
yang mudah untuk didapatkan, terkadang kesehatan pun susah untuk dipelihara.
Hal tersebut yang terkadang memunculkan sebuah istilah bahwa sehat itu “mahal”.
Bagi masyarakat menengah ke bawah, sehat itu di istilahkan berbeda, mereka
mengenal istilah bahwa “Yang miskin tidak boleh sakit”,
kata-kata itu muncul diiringi dengan mahalnya biaya penggobatan di berbagai
rumah sakit maupun puskesmas.
Semakin pesat perkembangan tingkat
kesehatan (kualitas peralatan dan pelayanan kesehatan), tidak salah jika
hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan dibahas oleh banyak kalangan masyarakat.
Kedokteran Gigi merupakan objek yang sedang dibahas akhir-akhir ini, karena
berkaitan dengan polemik yang timbul akibat kurangnya pengetahuan masyarakat
akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut.
Munculnya berbagai permasalahan
kesehatan yang berhubungan dengan gigi dan
mulut merupakan hal yang biasa ditemukan. Namun, jika keadaan itu terus
berlanjut akan berdampak langsung pada kondisi fisik mereka. Apabila dikaitkan
dengan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan gigi saat ini tidaklah
serumit menanganinya.
Kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu
keadaan dimana gigi dan mulut berada dalam kondisi bebas dari adanya bau mulut,
kekuatan gusi dan gigi yang baik, tidak adanya plak dan karang gigi, gigi dalam
keadaan putih dan bersih, serta memiliki kekuatan yang
baik. Dari pengertian tersebut juga dapat disimpulkan bahwa menjaga kesehatan
gigi dan mulut sangat penting. Akan tetapi, rendahnya kesadaran masyarakat
menjadi salah satu faktor penghambat kesehatan gigi dan mulut. Pada dasarnya menjaga
kesehatan adalah hak personal mereka, tapi usaha untuk menyadarkan mereka akan
kesehatan gigi dan mulut merupakan langkah awal agar masyarakat di Indonesia
bebas dari penyakit oral.
B. Budaya Sikat Gigi di Indonesia
“Kesehatan gigi dan mulut bukan hanya seputar napas wangi
dan gigi putih berkilat. kesehatan organ ini dapat mempengaruhi kesehatan organ
tubuh kita yang lain” oleh Ardyan (2010:100). Organ
tubuh sangat vital hubungannya dengan kondisi tubuh kita, apabila ada satu
diantara organ tubuh yang terganggu maka akan berpengaruh pula pada organ
lainnya.
Kesehatan gigi dan mulut belum menjadi perhatian khusus
masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan masih kurangnya penyebaran informasi
mengenai hal tersebut oleh pemerintah dan provider kesehatan. Program kesehatan
gigi dan mulut sebenarnya telah dilaksanakan sejak Pelita I sampai dengan
Pelaita VI. Dan program tersebut mengharapkan agar setiap orang baik di perkotaan
maupun di pedesaan memperoleh pemeliharaan kesehatan yang memadai sehingga
mereka dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Eliza (2001:117) Mengatakan bahwa masalah tingginya angka
penyakit gigi dan mulut saat ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain faktor perilaku masyarakat. Berdasarkan SKRT 1995 dan Susenas (Survei
Sosial Ekonomi Nasional) 1998 dinyatakan bahwa masyarakat belum menyadari
pentingnya pemeliharaan gigi
Gigi merupakan “aset” terpenting dalam penampilan. Bagi sebagian
besar pemuda-pemudi di Indonesia, gigi merupakan salah satu organ penghias
tubuh. Apabila gigi mereka jelek atau rusak pasti mereka akan “lari” ke dokter
gigi untuk melakukan perbaikan. Meskipun hal tersebut sudah dilakukan tapi
tetap saja budaya masyarakat untuk sikat sangat kurang.
Menyikat gigi adalah hal yang sangat mudah sekali. Hanya
dengan menyisihkan waktu 3 menit saja untuk menggosok gigi apa susahnya. Budaya
sikat gigi di masyarakat telah menurun drastis. Banyak faktor yang menyebabkan
hal tersebut terjadi contohnya, kesadaran perawatan gigi di daerah terpencil
yang rendah terindikasi dengan sulitnya
mencari sikat dan pasta gigi di warung-warung daerah tersebut. Mereka
menganggap kesehatan gigi dan mulut tidak penting. Padahal persepsi mereka
kurang tepat. Kesehatan gigi dan mulut yang terganggu akan berimbas pada organ
lainnya, contohnya penyaki jantung. Kerusakan pada gigi akan berpengaruh
langsung pada pembuluh-pembuluh darah yang bersirkulasi ditubuh, melalui
pompaan jantung, salah satunya berterminal ke gigi.
Selain itu juga masih banyak penyebab lain yang
mempengaruhi masyarakat malas untuk sikat gigi. Keadaan ekonomi lemah adalah
salah satunya penyebabnya. Masyarakat yang cenderung kurang mampu sulit untuk
membeli sikat gigi karena uang yang tidak mencukupi. Banyak juga diantara
mereka berpendapat bahwa sikat gigi sekali sehari itu sudah cukup. Hal-hal
seperti itulah yang terkadang menimbulkan berbagai permasalahan dalam upaya
promotif kepada masyarakat.
C. Sosialisasi Kesehatan Gigi dan
Mulut di Kalangan Masyarakat
Sosialisasi
merupakan upaya yang dilakukan oleh beberapa individu untuk memperkenalkan,
memberikan informasi serta mempromosikan suatu objek kepada orang banyak
sehingga dapat diterapkan dalam kehidupannya. Tujuan dari sosialisasi sendiri
sudah jelas yaitu membuat subjek tertarik untuk mencoba objek yang ditawarkan.
Seringkali sosialisasi juga tidak mendapatkan respon positif dari pendengar
sehingga sulit untuk mencapai keberhasilan dalam sosialisasi.
Di era globalisasi
ini, eksistensi dunia kedokteran gigi sudah tidak diragukan lagi di Indonesia.
Mulai dari kualitas hingga kuantitas mutu pendidikannya. Saat ini sudah banyak
tercetak dokter gigi di Indonesia, baik perawatnya hingga tenaga ahli non
medis. Tapi keberhasilan di bidang kedokteran gigi tidak sejalan dengan
kualitas kesehatan yang ada di Indonesia akhir-akhir ini. Mengapa? Jawabannya
sangat mudah yaitu kesadaran masyarakat itu sendiri.
Kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan
gigi dan mulut sangatlah memprihatinkan. Banyak di antara masyarakat baik itu
usia muda, remaja dan tua mengalami penyakit karies serta periodontal namun
telambat mengetahuinya. Keadaan inilah yang menjadi awal perkembangan sebuah
penyakit. Tahukah kalian penyakit apa yang cukup banyak diderita/dikeluhkan
oleh masyarakat? Masalah kesehatan gigi dan mulut merupakan penyakit yang menempati urutan
ke-3 yang banyak diderita oleh masyarakat menurut (www.doktergigigaul.com).
Dengan demikian dapat diketahui bahwa menjaga kesehatan gigi dan mulut
sangatlah penting bagi kehidupan setiap individu.
Adapun
usaha yang dapat dilakukan agar masyarakat lebih menyadari akan pentingnya menjaga
oral health mereka yaitu:
1. Pelatihan
dokter kecil serta PMR di sekolah (pengenalan sejak dini).
2. Melalui
sosialisasi di Puskesmas baik di daerah terpencil hingga kota.
3. Memberikan
penyuluhan atau seminar langsung bagaimana cara menggosok gigi serta menjaga
kesehatan gigi dan mulut yang baik dan benar.
4. Melakukan
pemeriksaan gigi gratis/bulan gigi pada masyarakat.
5. Memplublikasikan
informasi secara meluas mengenai kesehatan dibidang kedokteran gigi.
6. Memasang
baliho mengenai penyakit gigi dan mulut.
7. Mempromosikan
berbagai pengetahuan mengenai kedokteran gigi kepada masyarakat.
8. Menggalang
penyuluhan sikat gigi dan cuci tangan bersama di setiap SD hingga masyarakat.
9. lain-lain
Usaha-usaha tersebut
merupakan salah satu langkah awal agar masyarakat lebih sadar akan kesehatan
gigi dan mulut mereka. Pentingnya upaya promotif serta preventif diharapkan dapat
di implementasikan langsung dari masyarakat.
D. Penutup
Kesadaran masyarakat akan kesehatan gigi dan mulut masih
kurang di Indonesia. Upaya promotif ataupun preventif akan berjalan baik
apabila masyarakat menyambutnya dengan baik pula. Kesehatan gigi dan mulut
sangatlah penting. Meskipun budaya sikat gigi di masyarakat telah menurun,
tidak salahnya sebagai generasi penerus khusunya yang berhubungan dengan
kedokteran gigi mengupayakan usaha optimal terhadap kesehatan gigi dan mulut.
Sehingga tercapai hasil yang maksimal dalam mewujudkan kesehatan gigi dan
mulut.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.
2012. Kesehatan gigi dan mulut. Dalam
(www.doktergigigaul.com) diakses pada
tanggal 24 November 2012.
Herijulianti, Eliza.
2001. Pendidikan Kesehatan Gigi. EGC. Jakarta
Rahmadhan, Ardyan Gilang. 2010. Serba Serbi Kesehatan Gigi dan Mulut. Kawan
Media: Jakarta selatan.
Yuwono, Trisno. 2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Penerbit Arkola: Surabaya.
No comments:
Post a Comment