Tuesday, 8 January 2013

Competition for Depa

MEROSOTNYA BUDAYA SIKAT GIGI DI KALANGAN MASYARAKAT CERMIN KURANGNYA KESADARAN TERHADAP KESEHATAN GIGI DAN MULUT
Rizki Nurul Fatimah
Ilmu Keperawatan Gigi FKG UGM



A.     Pendahuluan
            Kesehatan adalah hal utama dan terpenting dalam kehidupan manusia. Sehat bukanlah hal yang mudah untuk didapatkan, terkadang kesehatan pun susah untuk dipelihara. Hal tersebut yang terkadang memunculkan sebuah istilah bahwa sehat itu “mahal”. Bagi masyarakat menengah ke bawah, sehat itu di istilahkan berbeda, mereka mengenal istilah bahwa “Yang miskin tidak boleh sakit”, kata-kata itu muncul diiringi dengan mahalnya biaya penggobatan di berbagai rumah sakit maupun puskesmas.
            Semakin pesat perkembangan tingkat kesehatan (kualitas peralatan dan pelayanan kesehatan), tidak salah jika hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan dibahas oleh banyak kalangan masyarakat. Kedokteran Gigi merupakan objek yang sedang dibahas akhir-akhir ini, karena berkaitan dengan polemik yang timbul akibat kurangnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut.
            Munculnya berbagai permasalahan kesehatan yang berhubungan dengan gigi dan            mulut merupakan hal yang biasa ditemukan. Namun, jika keadaan itu terus berlanjut akan berdampak langsung pada kondisi fisik mereka. Apabila dikaitkan dengan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan gigi saat ini tidaklah serumit menanganinya.
            Kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu keadaan dimana gigi dan mulut berada dalam kondisi bebas dari adanya bau mulut, kekuatan gusi dan gigi yang baik, tidak adanya plak dan karang gigi, gigi dalam keadaan putih dan bersih, serta memiliki kekuatan yang baik. Dari pengertian tersebut juga dapat disimpulkan bahwa menjaga kesehatan gigi dan mulut sangat penting. Akan tetapi, rendahnya kesadaran masyarakat menjadi salah satu faktor penghambat kesehatan gigi dan mulut. Pada dasarnya menjaga kesehatan adalah hak personal mereka, tapi usaha untuk menyadarkan mereka akan kesehatan gigi dan mulut merupakan langkah awal agar masyarakat di Indonesia bebas dari penyakit oral.

B.     Budaya Sikat Gigi di Indonesia
            “Kesehatan gigi dan mulut bukan hanya seputar napas wangi dan gigi putih berkilat. kesehatan organ ini dapat mempengaruhi kesehatan organ tubuh kita yang lain” oleh Ardyan (2010:100). Organ tubuh sangat vital hubungannya dengan kondisi tubuh kita, apabila ada satu diantara organ tubuh yang terganggu maka akan berpengaruh pula pada organ lainnya.
            Kesehatan gigi dan mulut belum menjadi perhatian khusus masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan masih kurangnya penyebaran informasi mengenai hal tersebut oleh pemerintah dan provider kesehatan. Program kesehatan gigi dan mulut sebenarnya telah dilaksanakan sejak Pelita I sampai dengan Pelaita VI. Dan program tersebut mengharapkan agar setiap orang baik di perkotaan maupun di pedesaan memperoleh pemeliharaan kesehatan yang memadai sehingga mereka dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
            Eliza (2001:117) Mengatakan bahwa masalah tingginya angka penyakit gigi dan mulut saat ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor perilaku masyarakat. Berdasarkan SKRT 1995 dan Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) 1998 dinyatakan bahwa masyarakat belum menyadari pentingnya pemeliharaan gigi
            Gigi merupakan “aset” terpenting dalam penampilan. Bagi sebagian besar pemuda-pemudi di Indonesia, gigi merupakan salah satu organ penghias tubuh. Apabila gigi mereka jelek atau rusak pasti mereka akan “lari” ke dokter gigi untuk melakukan perbaikan. Meskipun hal tersebut sudah dilakukan tapi tetap saja budaya masyarakat untuk sikat sangat kurang.
            Menyikat gigi adalah hal yang sangat mudah sekali. Hanya dengan menyisihkan waktu 3 menit saja untuk menggosok gigi apa susahnya. Budaya sikat gigi di masyarakat telah menurun drastis. Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi contohnya, kesadaran perawatan gigi di daerah terpencil yang  rendah terindikasi dengan sulitnya mencari sikat dan pasta gigi di warung-warung daerah tersebut. Mereka menganggap kesehatan gigi dan mulut tidak penting. Padahal persepsi mereka kurang tepat. Kesehatan gigi dan mulut yang terganggu akan berimbas pada organ lainnya, contohnya penyaki jantung. Kerusakan pada gigi akan berpengaruh langsung pada pembuluh-pembuluh darah yang bersirkulasi ditubuh, melalui pompaan jantung, salah satunya berterminal ke gigi.
            Selain itu juga masih banyak penyebab lain yang mempengaruhi masyarakat malas untuk sikat gigi. Keadaan ekonomi lemah adalah salah satunya penyebabnya. Masyarakat yang cenderung kurang mampu sulit untuk membeli sikat gigi karena uang yang tidak mencukupi. Banyak juga diantara mereka berpendapat bahwa sikat gigi sekali sehari itu sudah cukup. Hal-hal seperti itulah yang terkadang menimbulkan berbagai permasalahan dalam upaya promotif kepada masyarakat.

C.     Sosialisasi Kesehatan Gigi dan Mulut di Kalangan Masyarakat
            Sosialisasi merupakan upaya yang dilakukan oleh beberapa individu untuk memperkenalkan, memberikan informasi serta mempromosikan suatu objek kepada orang banyak sehingga dapat diterapkan dalam kehidupannya. Tujuan dari sosialisasi sendiri sudah jelas yaitu membuat subjek tertarik untuk mencoba objek yang ditawarkan. Seringkali sosialisasi juga tidak mendapatkan respon positif dari pendengar sehingga sulit untuk mencapai keberhasilan dalam sosialisasi.
            Di era globalisasi ini, eksistensi dunia kedokteran gigi sudah tidak diragukan lagi di Indonesia. Mulai dari kualitas hingga kuantitas mutu pendidikannya. Saat ini sudah banyak tercetak dokter gigi di Indonesia, baik perawatnya hingga tenaga ahli non medis. Tapi keberhasilan di bidang kedokteran gigi tidak sejalan dengan kualitas kesehatan yang ada di Indonesia akhir-akhir ini. Mengapa? Jawabannya sangat mudah yaitu kesadaran masyarakat itu sendiri.
            Kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut sangatlah memprihatinkan. Banyak di antara masyarakat baik itu usia muda, remaja dan tua mengalami penyakit karies serta periodontal namun telambat mengetahuinya. Keadaan inilah yang menjadi awal perkembangan sebuah penyakit. Tahukah kalian penyakit apa yang cukup banyak diderita/dikeluhkan oleh masyarakat? Masalah kesehatan gigi dan mulut merupakan penyakit yang menempati urutan ke-3 yang banyak diderita oleh masyarakat menurut (www.doktergigigaul.com). Dengan demikian dapat diketahui bahwa menjaga kesehatan gigi dan mulut sangatlah penting bagi kehidupan setiap individu.
            Adapun usaha yang dapat dilakukan agar masyarakat lebih menyadari akan pentingnya menjaga oral health mereka yaitu:
1.      Pelatihan dokter kecil serta PMR di sekolah (pengenalan sejak dini).
2.      Melalui sosialisasi di Puskesmas baik di daerah terpencil hingga kota.
3.      Memberikan penyuluhan atau seminar langsung bagaimana cara menggosok gigi serta menjaga kesehatan gigi dan mulut yang baik dan benar.
4.      Melakukan pemeriksaan gigi gratis/bulan gigi pada masyarakat.
5.      Memplublikasikan informasi secara meluas mengenai kesehatan dibidang kedokteran gigi.
6.      Memasang baliho mengenai penyakit gigi dan mulut.
7.      Mempromosikan berbagai pengetahuan mengenai kedokteran gigi kepada masyarakat.
8.      Menggalang penyuluhan sikat gigi dan cuci tangan bersama di setiap SD hingga masyarakat.
9.      lain-lain
            Usaha-usaha tersebut merupakan salah satu langkah awal agar masyarakat lebih sadar akan kesehatan gigi dan mulut mereka. Pentingnya upaya promotif serta preventif diharapkan dapat di implementasikan langsung dari masyarakat.
D.    Penutup
Kesadaran masyarakat akan kesehatan gigi dan mulut masih kurang di Indonesia. Upaya promotif ataupun preventif akan berjalan baik apabila masyarakat menyambutnya dengan baik pula. Kesehatan gigi dan mulut sangatlah penting. Meskipun budaya sikat gigi di masyarakat telah menurun, tidak salahnya sebagai generasi penerus khusunya yang berhubungan dengan kedokteran gigi mengupayakan usaha optimal terhadap kesehatan gigi dan mulut. Sehingga tercapai hasil yang maksimal dalam mewujudkan kesehatan gigi dan mulut.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Kesehatan gigi dan mulut. Dalam (www.doktergigigaul.com) diakses pada tanggal 24 November 2012.

Herijulianti, Eliza. 2001. Pendidikan Kesehatan Gigi. EGC. Jakarta
Rahmadhan, Ardyan Gilang. 2010. Serba Serbi Kesehatan Gigi dan Mulut. Kawan Media: Jakarta selatan.
Yuwono, Trisno. 2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Penerbit Arkola: Surabaya.


No comments:

Post a Comment

Jangan Suka Menilai Orang Lain

Kemarin dan Hari ini aku belajar, besok ambilah nilai kebaikan dari kemarin dan hari ini. Menilai orang :) Aku akan bercerita tentang...